Minggu, 08 Januari 2017

Curhatan Mahasiswa Geblek

         Jika nilai gue jelek, salah siapa? gue? nyokap gue? temen gue? Dian Sastro?
Lagi pengen pake saya, biar sedikit serius.
        Ini terjadi hari kamis saat saya ngecek nilai.
        Saya hanya seorang laki-laki yang sedang mencari ilmu di kota orang, saya hanya seorang yang mencoba mengerti tentang cara berfikir mereka, saya hanya seseorang yang sampai saat ini kalo makan lewat mulut, saya hanya seseorang yang masih banyak salah dan ingin selalu belajar, tapi saya bukan manusia bodoh. Maaf untuk Ada bend, band.
          
         Ada dosen yang jarang masuk, ada dosen yang kalo ngomong saya gak ngerti, ada dosen yang tidak memberikan kesempatan kepda saya untuk bertanya. Jika nilai saya jelek salah siapa? saya? ibu saya? teman saya? Nicholas Saputra?

         Kewajian dosen apa? Kewajiban mahasiswa apa?
       Disaat saya pengen belajar lebih dari kata serius, kenapa tidak diberikan jalannya? jadi salah siapa?

      Gak semua dosen seperti itu, gak semua dosen seperti itu. I Know, tapi sampai saat ini perbandingan yang saya rasakan adalah 50:50 atau dosen yang benar-benar mau mengajari dengan tujuan supaya mahasiswanya menjadi tahu : sebaliknya. Itu yang sampai saat ini saya dapat dan rasakan.

       Saya hanya orang awam yang ingin tahu tentang pelajaran (jurusan) yang telah saya ambil. jadi gak adil banget rasanya jika disaat saya pengen banget belajar tapi tidk diberikn jalnnya. otodidak? buat apa di adakan pengajar, buat apa bayar? hilangkan saja semuanya biar Negara ini terus diam di tempat.
        
        Jadi jika nilai gue jelek salah siapa? jika soal UTS yang muncul belum pernah diajari terus saya gak bisa ngisi dan nilai saya jelek salah siapa? saya? ibu saya? teman saya? Dian sastro? Nocholas Saputra? David Beckham? key board error? komputer error? otak saya yang error? mahasiswa ibarat lelaki yang selalu salah di mata perempuan? gue geblek? siapa yang gagal? aku? kamu? dia? kita? cinta? aku? sayang? kamu? sekali? very much? I am angry. disappointed. tired. tiba-tiba ingin beli samsak dan ninjunya sampai hancur, biarlah berantakan. jadi salah siapa? saya? mamamu? kamu? leupet? oncom? gehu? toge? dodol? kambing? ngaur? ngaco? don't leave me alone! don't forget me! tambah ngaco? lebih baik baca al-qur'an dari pada postingan ini.
WHO AM I...? BATMAN? SUPERMAN? Forget....

Pulang-pulang tepat isya, sholat, baca al-fatihah terus yasin, hati adem lagi.

Kamis, 29 Desember 2016

The Power of Pray

The Power of Pray



           Ada teman yang ngomentari postingan gue, katanya "Mantaap postingan perdana tentang nyokap :D nitip tulisan Do'a ibu sepanjang masa" yang berkomentanrya adalah Ramadhan Ginanjar www.jejak-umurku.com. Dia adalah senior gue di kampus, em sebenarnya bukan senior sih karena kita masuk pada tahun 2016, barengan tapi beda jurusan. Hal yang membuat  gue berpikir dia senior itu  adalah :
1.       Gue lebih ganteng dari pada dia
2.       Gue lebih muda dari pada dia (meskipun gak tahu umur dia berapa)
3.       Kaca mata gue lebih keren dari pada dia
4.       Gue lebih unyu-unyu dari pada  dia (yang mau muntah harap tahan, nanti loe di kira lagi berbadan dua)
5.       Dan tulisan dia lebih keren, berwawasan, asik, bagus ketimbang gue. Mungkin ini alasan yang paling benar dibanding no 1-4.

Kita kembali ke yang pertama “nitip tulisan tentang do’a ibu sepanjang massa”, beneran, gue gak ngerti maksudnya apa, dan pinternya lagi gue gak mau nanya  ke  dia, apakah harus  buat postingan tentang do'a ibu sepanjang masa atau harus apa? Untuk yang  udah buat  pribasa “malu bertanya, sesat di jalan” sorry banget gue gak menerapkan pribasa itu, sekali  lagi sorry banget, kamu gak marah kan ke aku, kamu mau belanja apa, aku beliin deh, tapi pake uang kamu dulu ya, aku sayang kamu, maafin aku ya. Ah gue payah tapi gue gak payah, gak jelas, tolong jelasin siapa gue, tambah ngaur nih.
Ok, gue pura-pura mengerti dan mau menulis.
Dengan semampunya gue.

Pertama kita bahas dulu tentang pentingnya do’a. Khususnya orang muslim selalu berdo’a kepada Allah SWT, selalu = utama = penting "sotoy loe Lih" Berdo’a untuk yang terbaik. Gue juga berdo’a semoga gue bisa menjadi Rajja Bajak Laut menggeser posisi Gold D Roger. Dunia fiksi.

Ini yang benar ... 
Di sela-sela nunggu jam kuliah gue duduk manis di perpustakaan, mencari-cari buku apa yang bagus dan yang memberikan banyak manfaat. Setelah beberapa menit akhirnya gue menemukan buku yang besampul gambar unta dan ada tulisaannya bestseller national. Gue sangat tertarik dengan gambar unta dan tulisan bestsellernya, karena unta identik dengan arab dan best seller identik dengan “bahwa buku itu terjual banyak yang berarti bagus” terus gue baca dan ternyata benar, buku yang berjudul Notes From Qatar 3 itu memang buku bagus, islamiah dan gue langsung jatuh cinta. Penulisnya adalah Muhammad Assad, dia alumnus University of Technology Petronas, Malaysia (s1) dan Hamad Bin Khalifa University Doha-Qatar (s2). Lain waktu gue akan menceritakan tentang beliau yang sangat penting dan gue yang gak terlalu penting tapi sangat  pentig bagi seseorang, ngarep. Di buku itu Anindya N. Bakrie membahas tentang rumus 3p’s Positive, Persistence, Pray (notes from qatar 1-nya Muhammad Assad) lalu dia juga memberikan rumus 4p’s (purpose, passion, professionalism, pray. Di mana ada kesamaan di arti p terakhir pray. “Karena memang inilah kunci  dari segalanya, apapun yang kita lakukan tidak akan mencapai hasil jika Allah tidak mengijinkan” katanya. Kesimpulannya do’a itu sangat penting, sangat berpengaruh dalam kehidupan, doa itu permohonan, permintaan umatnya kepada sang Pencipta dan pasti dikabulkan hanya tentang waktu saja, semakin kita berbuat baik semakin do’a itu cepat terkabul, semakin kita berbuat maksiat semakin...ah gak tau. Sampai saat ini, tulisan ini belum sampai pada  pokok masalah, tapi bakal segera sampai karena jari-jari gue masih bersemangat.

Do’a ibu sepanjang masa.

Apapun yang dikatakan ibu selalu jadi kenyataan, karena ucapan atau do’a orang tua pada anaknya selalu jadi kenyataan. Dahsyatnya do’a orang tua.
Tanpa ridho orang tua, kita tidak akan mendapatkan ridho Allah, jadi sebelum kita mau berperang atau memulai sesuatu yang notabennya “perjuangan” atau apapun itu, kita harus minta do’a ke orang tua, meskipun sebenarnya tanpa di minta beliau akan dan sudah mendo’akan kita di setiap sujudnya. Masih ingat dengan cerita rakyat tentang malin kundang yang dikutuk jadi batu, itu mencirikan kala ucapan atau  do’a orang tua selalu benar. Kita tidak pernah tahu (lupa lagi) apakahh ibu malin kundang menyesal telah mengucapkan itu apa tidak, yang jeas kita sebagai anak tidak boleh membuat orang tua mengucapkan hal seperti itu, caranya ya jangan sampai membuat orang tua marah apalagi sakit hati. Dan hindari juga meminta do’a ke orang tua dengan kata-kata ini. “mah do’ain aku atuh biar jadi orang sukses”. Gue yakin orang  tua kalau mendengar omongan seperti itu bakal jadi sedikit emosi, karena orang tua tanpa di suruh juga bakal mendo’akan yang terbaik untuk kita, lebih dari seorang yang sukses, mungkin jadi batman biar bisa menolong orang “orang yang bermanfaat maksudnya”. Kita analisis kata yang salahnya, yaitu terletak di kata “atuh”, bahasa Indonesia “dong”. Ini seperti orang tua yang jarang atau tidak pernah sama sekali mendo’akan, jadi dengan omongann seperti itu, loe udah berpikir kalau beliau tidak pernah mendo’akan kita, dan orang tua yag merasa itu salah akan sedikit emosi. Namanya juga manusia.

“mah, besok ada interview, semoga lancar ya”
“mamah do’akan yang terbaik untuk kamu, semoga menjadi orang yang bermanfaat”
Sejuta malaikat mengamininya. Amin ya’robbal alamin.
“mah tapi aku tidak punya ongkos”
“nih ambil ke ATM” sambi ngasih kartu ATM “100 juta cukup kan? Kalau kurang ambil aja 200juta”
“50 rb juga cukup mah, lebih baik infakan aja, atau kita beli buku terus sumbangkan ke perpustakaan biar bermanfaat”
“anak yang  baik” (ini do’a lagi)
Sejuta malaikat mengamininya.
Yang gak boleh.
“200 juta juga gak cukup mah, ah mamah pelit”
“dasar anak boros, kurang ajar, bisanya nyusahin orang tua, anak bodo kamu, saya kutuk jomblo seumur hidup”
Sejuta malaikta juga mengamiinya.
Dahsyatnya do’a orang tua, setiap ucapan adalah do;a, maka ucapkalah perkataan yanng baik, maka sebenarnya dirimu telah mendo’akan yang baik.

Iya inilah yang mampu gue tulis, tulisan orang yang lagi belajar menulis, sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritiknya. Thangks yang udah baca, yang belum baca gak thangks. Yang udah baca semoga di jalan gak ketemu anjing yang lagi kawin. Bahaya?! ...



gambar :
https://www.google.com/search?q=pray&client=firefox-b-ab&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjw3Y_wtpnRAhUQS48KHeEFBaEQ_AUICCgB&biw=1600&bih=789#tbm=isch&q=berdoa&imgrc=_

Rabu, 21 Desember 2016

Me and Mom

Me and Mom
 
Hari kamis, 10:10 PM.

          Gue baru saja selesai goreng pop corn untuk nemenin gue bergadang alias nulis. Sebenarnya bisa beli jadi, tapi sehubung gue adalah mahasiswa yang belum bekerja jadi gue irit. Belinya juga gak di supermarket tapi di pasar, belinya yang kiloan, tahukan maksudnya.

          Tadi pukul 08:00-09:00 PM gue main putsal, iyah malam jumat main putsal. Ada sesuatu yang beda saat gue udah kuliah, yaitu kalau minta uang suka gampang, suka dikasih tanpa alasan yang penting gue bahagia. Thanks you Mom, have given me everything. Kadang gue suka berpikir, gakan selamanya gue minta uang terus ke nyokap, meskipun gue kuliah gue harus bisa ngeringankan bebannya, gue gak boleh kaya gini terus.

          Mungkin saat minta uang gue gak mau tahu apakah nyokap punya apa gak, mungkin saat main putsal gue lupa dengan nyokap, apakah udah makan apa belom. Di malam yang sunyi ini, yang hanya gue sendiri di rumah yang belom tidur, hati gue menangis, bukan orang lain yang sudah membuatnya menangis tapi gue sendiri. Gue melihat ke kamar nyokap, udah tidur, tapi gue yakin seratus persen kalau orang tua itu gak pernah benar-benar tidur kalau anaknya masih di luar atau kalau anaknya belom tidur. Tadi aja waktu gue menyenggol jaket yang kemudian jatuh nyokap langsung bangun, dia tahu bahwa ada sesuatu yang jatuh, coba bandingan dengan kita seorang anak, kadang kita egois, iya bukan kita sih, tapi gue. Gue egois, gue selalu mencari kesenangan sendiri sedangkan orang tua mencari kesenangan anaknya.

          Gue memutuskan untuk mencari kerja lagi tapi nanti Januari, karena tanggal 26 Desember ada acara keluarga di Lampung, gue gak mau sakit hati lagi gara-gara gak bisa hadir di acara perkumpulan yang niatnya silaturahmi. kuliah? Nyantai aja, jadwal kuliah gue di hari kamis sampai sabtu dan mulainya pukul lima, ini salah satu planning sebelum kuliah, ngambil kelas karyawan biar bisa kerja, karena gue selalu bosenan dengan sesuatu yang abu-abu atau sesuatu yang benar-benar bukan gue banget, seperti banyak aturan atau diatur-atur gak jelas. Gue mau seperti burung yang terbang bebas atau balon gas yang terbang tanpa beban, tapi gue sadar kalau itu adalah hal yang salah. Gue yang notabennya adalah anak kemarin sore atau anak yang masih ingusan harus ngikuti aturan yang ada meskipun sangat membosankan. Gue gak mau seperti kejadian waktu dulu, gue resign untuk memfokuskan nulis novel, novel sih selesai tapi gak lolos. Itu adalah pengalaman yang berharga, gue meninggalkan pekerjaan yang banyak aturan dan gue memfokuskan ke hal yang belum di kuasai, ke hal yang masih berwarna abu-abu, tapi dari pengalaman itu gue sadar, kalau itu hal yang berguna untuk kedepannya, gakan terjebak ke lubang yang sama. Jadi planning buat januari, gue kerja, kuliah dan masih tetap nulis, jadi harus pintar-pintar bagi waktu dan siap-siap nyetokin obat penambah darah...hemm.

Gak seru ah ngomongin gue, meningan ngomongin nyokap.

         She is everthyng for me, gue sangat sayang sama nyokap, meskipun kadang masih aja bandel sih...sorry Mom untuk segalanya dan terimakasih telah jadi Ibu yang baik..yang membuat anaknya selalu gak betah kalau jauh dari rumah...kangenn...
Salah satu alasan gue berusaha supaya nama gue ada di sampul buku adalah nyokap, gue ingin membuatnya bangga. Juga kawan gue, gue ingin ngomong ke orang-orang I’m nothing without them. And this is fact.
Gue jadi ingin bikin puisi...
My Mother is Everything
Di saat aku jauh diluar, Ibu, kau pasti gelisah
Di saat aku dekat denganmu, Ibu, kau pasti pura-pura biasa saja
Aku adalah anakmu dan kau adalah Ibuku
Banyak keringat yang kau jatuhkan hanya demi anakmu
Tak peduli terik sinar matahari menyengat kau tetap bertahan
Hari ini aku makan banyak, apakah kau juga makan banyak?
Ah...pasti kau menjawab makan banyak padahal sedikit
Apakah itu untuk anakmu? Supaya anakmu bisa makan banyak
Ibu, kenapa kau melukai diri sendiri demi anakmu ini
Kenapa kau tak membiarkan aku saja
Kenapa kau terus berusaha membuat yang terbaik untukku
Kenapa kau melakukan ini semua, apakah karena sebuah kata sayang
Aku yakin, ini semua lebih dari pada kata sayang
Aku ingin pergi jauh, tapi aku sadar aku tidak bisa jika itu tanpa dirimu
Aku ingin jadi orang sukses, tapi aku sadar itu tidak mungkin tanpa do’a dan ridhomu
Ibu...terimakasih sudah menjadi ibu yang baik
Ibu...maafkan anakmu ini yang hanya bisa mendo’akan di setiap sujudnya

Senin, 05 Desember 2016

Emak, Nyokap, Ibu,

sekarang gue sedang duduk manis di depan layar monitor yang menampilkan foto gue sendiri, jiji, ouahk. ini blog pertama gue setelah berjuang memohon minta uang 3rb ke nyokap untuk nge-Net. ini percakapannya.
gue : mah mita uang 3rb buat ke warnet.
nyokap : oh ada tugas (sambil ngasih uang)
gue hanya bilang makasih mah, tanpa menjawab pertanyaan oh ada tugas? gue takut jadi anak durhaka, kalau dikutuk jadi batu , gakan bisa posting lagi dan gue bakalan galau terus bunuh diri di atas pohon toge atau minum pel sebanyak dua buah yang teryata obat penambah darah.
orang tua akan baik pada anaknya dan bakal tambah baik pada anaknya kalau mnyangkut tentang tugas atau pelajaran, karena sejatinya orang tua ingin anak-anaknya menjadi sesuatu (bukan syahrini, beneran, serius), orang tua ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. contoh besarnya adalah ibunya Thomas Alva Edison. ada kisah menarik tentang diriya dan ibunya, dia bisa menjadi seorang yang jenius bukan tanpa peran ibunya, tapi yang harus digaris bawahi dan diberi huruf tebal adalah, dia begitu karena ibunya. di lain kesempatan gue akan sedikit berbagi tentang kisahnya yang pernah gue baca. Thanks untuk yang udah baca postingan ini, gue berharap sekali dapat masukannya. buat yang gak baca, gak thanks.