The Power of Pray
Ada teman yang ngomentari postingan gue, katanya "Mantaap postingan perdana tentang nyokap :D nitip tulisan Do'a ibu sepanjang masa" yang berkomentanrya adalah
Ramadhan Ginanjar www.jejak-umurku.com.
Dia adalah senior gue di kampus, em sebenarnya bukan senior sih karena kita
masuk pada tahun 2016, barengan tapi beda jurusan. Hal yang membuat gue berpikir dia senior itu adalah :
1. Gue
lebih ganteng dari pada dia
2. Gue
lebih muda dari pada dia (meskipun gak tahu umur dia berapa)
3. Kaca
mata gue lebih keren dari pada dia
4. Gue
lebih unyu-unyu dari pada dia (yang mau
muntah harap tahan, nanti loe di kira lagi berbadan dua)
5. Dan
tulisan dia lebih keren, berwawasan, asik, bagus ketimbang gue. Mungkin ini
alasan yang paling benar dibanding no 1-4.
Kita kembali ke
yang pertama “nitip tulisan tentang do’a ibu sepanjang massa”, beneran, gue gak
ngerti maksudnya apa, dan pinternya lagi gue gak mau nanya ke dia,
apakah harus buat postingan tentang do'a
ibu sepanjang masa atau harus apa? Untuk yang
udah buat pribasa “malu bertanya,
sesat di jalan” sorry banget gue gak menerapkan pribasa itu, sekali lagi sorry banget, kamu gak marah kan ke aku,
kamu mau belanja apa, aku beliin deh, tapi pake uang kamu dulu ya, aku sayang kamu,
maafin aku ya. Ah gue payah tapi gue gak payah, gak jelas, tolong jelasin siapa
gue, tambah ngaur nih.
Ok, gue pura-pura
mengerti dan mau menulis.
Dengan semampunya
gue.
Pertama kita
bahas dulu tentang pentingnya do’a. Khususnya orang muslim selalu berdo’a kepada
Allah SWT, selalu = utama = penting "sotoy loe Lih" Berdo’a untuk yang terbaik.
Gue juga berdo’a semoga gue bisa menjadi Rajja Bajak Laut menggeser posisi Gold
D Roger. Dunia fiksi.
Ini yang benar ...
Di sela-sela
nunggu jam kuliah gue duduk manis di perpustakaan, mencari-cari buku apa yang
bagus dan yang memberikan banyak manfaat. Setelah beberapa menit akhirnya gue
menemukan buku yang besampul gambar unta dan ada tulisaannya bestseller
national. Gue sangat tertarik dengan gambar unta dan tulisan bestsellernya,
karena unta identik dengan arab dan best seller identik dengan “bahwa buku itu
terjual banyak yang berarti bagus” terus gue baca dan ternyata benar, buku yang
berjudul Notes From Qatar 3 itu memang buku bagus, islamiah dan gue langsung
jatuh cinta. Penulisnya adalah Muhammad Assad, dia alumnus University of Technology Petronas, Malaysia (s1) dan Hamad Bin Khalifa University Doha-Qatar
(s2). Lain waktu gue akan menceritakan tentang beliau yang sangat penting dan
gue yang gak terlalu penting tapi sangat
pentig bagi seseorang, ngarep. Di buku itu Anindya N. Bakrie membahas
tentang rumus 3p’s Positive, Persistence, Pray (notes from qatar 1-nya Muhammad Assad) lalu dia
juga memberikan rumus 4p’s (purpose, passion, professionalism, pray. Di mana
ada kesamaan di arti p terakhir pray. “Karena memang inilah kunci dari segalanya, apapun yang kita lakukan tidak
akan mencapai hasil jika Allah tidak mengijinkan” katanya. Kesimpulannya
do’a itu sangat penting, sangat berpengaruh dalam kehidupan, doa itu
permohonan, permintaan umatnya kepada sang Pencipta dan pasti dikabulkan hanya
tentang waktu saja, semakin kita berbuat baik semakin do’a itu cepat terkabul,
semakin kita berbuat maksiat semakin...ah gak tau. Sampai saat ini, tulisan ini
belum sampai pada pokok masalah, tapi
bakal segera sampai karena jari-jari gue masih bersemangat.
Do’a ibu sepanjang
masa.
Apapun yang
dikatakan ibu selalu jadi kenyataan, karena ucapan atau do’a orang tua pada
anaknya selalu jadi kenyataan. Dahsyatnya do’a orang tua.
Tanpa ridho
orang tua, kita tidak akan mendapatkan ridho Allah, jadi sebelum kita mau
berperang atau memulai sesuatu yang notabennya “perjuangan” atau apapun itu,
kita harus minta do’a ke orang tua, meskipun sebenarnya tanpa di minta beliau
akan dan sudah mendo’akan kita di setiap sujudnya. Masih ingat dengan cerita
rakyat tentang malin kundang yang dikutuk jadi batu, itu mencirikan kala ucapan
atau do’a orang tua selalu benar. Kita
tidak pernah tahu (lupa lagi) apakahh ibu malin kundang menyesal telah
mengucapkan itu apa tidak, yang jeas kita sebagai anak tidak boleh membuat orang
tua mengucapkan hal seperti itu, caranya ya jangan sampai membuat orang tua
marah apalagi sakit hati. Dan hindari juga meminta do’a ke orang tua dengan
kata-kata ini. “mah do’ain aku atuh biar jadi orang sukses”. Gue yakin
orang tua kalau mendengar omongan
seperti itu bakal jadi sedikit emosi, karena orang tua tanpa di suruh juga
bakal mendo’akan yang terbaik untuk kita, lebih dari seorang yang sukses,
mungkin jadi batman biar bisa menolong orang “orang yang bermanfaat maksudnya”.
Kita analisis kata yang salahnya, yaitu terletak di kata “atuh”, bahasa
Indonesia “dong”. Ini seperti orang tua yang jarang atau tidak pernah sama
sekali mendo’akan, jadi dengan omongann seperti itu, loe udah berpikir kalau
beliau tidak pernah mendo’akan kita, dan orang tua yag merasa itu salah akan
sedikit emosi. Namanya juga manusia.
“mah, besok ada
interview, semoga lancar ya”
“mamah do’akan
yang terbaik untuk kamu, semoga menjadi orang yang bermanfaat”
Sejuta malaikat
mengamininya. Amin ya’robbal alamin.
“mah tapi aku
tidak punya ongkos”
“nih ambil ke
ATM” sambi ngasih kartu ATM “100 juta cukup kan? Kalau kurang ambil aja
200juta”
“50 rb juga
cukup mah, lebih baik infakan aja, atau kita beli buku terus sumbangkan ke
perpustakaan biar bermanfaat”
“anak yang baik” (ini do’a lagi)
Sejuta malaikat
mengamininya.
Yang gak boleh.
“200 juta juga
gak cukup mah, ah mamah pelit”
“dasar anak
boros, kurang ajar, bisanya nyusahin orang tua, anak bodo kamu, saya kutuk
jomblo seumur hidup”
Sejuta malaikta juga
mengamiinya.
Dahsyatnya do’a
orang tua, setiap ucapan adalah do;a, maka ucapkalah perkataan yanng baik, maka
sebenarnya dirimu telah mendo’akan yang baik.
Iya inilah yang mampu gue tulis, tulisan orang
yang lagi belajar menulis, sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
kritiknya. Thangks yang udah baca, yang belum baca gak thangks. Yang udah baca
semoga di jalan gak ketemu anjing yang lagi kawin. Bahaya?! ...
gambar :
https://www.google.com/search?q=pray&client=firefox-b-ab&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjw3Y_wtpnRAhUQS48KHeEFBaEQ_AUICCgB&biw=1600&bih=789#tbm=isch&q=berdoa&imgrc=_